Indonesia Berhasil Tekan Harga Beras Dunia Lewat Produksi Nasional Besar

Rabu, 05 November 2025 | 15:55:50 WIB
Indonesia Berhasil Tekan Harga Beras Dunia Lewat Produksi Nasional Besar

JAKARTA - Kepala Bapanas sekaligus Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan, Indonesia kini mampu mempengaruhi harga beras dunia melalui peningkatan produksi dan stabilisasi harga yang konsisten. Strategi ini membuat harga beras global turun dari sekitar 650 dolar AS per ton menjadi 371 dolar AS per ton.

“Yang menarik adalah Indonesia berkontribusi menurunkan pangan dunia. Jadi Indonesia, petani Indonesia berkontribusi menurunkan harga beras secara signifikan,” kata Amran di Jakarta, Rabu, 5 November 2025.

Keberhasilan ini tercapai karena produksi dalam negeri yang kuat mampu menopang konsumsi nasional sekaligus mempertebal Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang mencapai 3,8 juta ton. Kebijakan penghentian impor beras untuk tahun 2025 menjadi salah satu faktor penting yang menegaskan kedaulatan pangan Indonesia.

Dampak Kebijakan Stop Impor Terhadap Harga Internasional

Amran menuturkan, langkah pemerintah menghentikan impor beras membuat Indonesia yang sebelumnya menjadi importir besar, kini menjadi pemain utama yang menekan harga beras dunia. Hal ini berdampak langsung pada pasar internasional, termasuk Thailand, Vietnam, Pakistan, dan Myanmar.

Berdasarkan data Januari 2024, harga beras putih 5 persen (FOB) dari negara eksportir berada di kisaran 622–655 dolar AS per ton. Setelah pengumuman stop impor pada Desember 2024, harga beras dari negara-negara tersebut turun menjadi 455–514 dolar AS per ton.

FAO All Rice Price Index (FARPI) juga menunjukkan penurunan, dari 119,2 poin pada Desember 2024 menjadi 100,9 poin pada September 2025. Penurunan ini menandakan Indonesia memberi pengaruh nyata terhadap pasar beras global, sekaligus mencerminkan efektivitas kebijakan pangan nasional.

Produksi Beras Nasional Capai Rekor Tertinggi

Proyeksi produksi beras Indonesia Januari–Desember 2025 mencapai 34,77 juta ton, atau meningkat 4,15 juta ton dibandingkan 2024. Surplus ini melampaui kebutuhan konsumsi nasional yang diperkirakan 30,97 juta ton, sehingga menyisakan stok tambahan 3,8 juta ton.

“Ini berkat kerja keras kita semua, dari petani hingga pemerintah pusat. Hasil ini menjadi bukti nyata keberhasilan program Presiden Prabowo dalam memperkuat kedaulatan pangan,” ungkap Amran. Kesejahteraan petani padi pun meningkat, terlihat dari indeks harga padi yang naik dari 136,78 di Januari 2025 menjadi 146,24 di Oktober 2025.

Peningkatan produksi beras nasional tidak hanya menjaga ketersediaan pangan, tetapi juga memperkuat posisi tawar Indonesia di pasar internasional. Strategi ini membuktikan bahwa swasembada beras mampu berdampak pada stabilitas harga domestik dan global.

Pengawasan Harga dan Satgas Pangan

Pemerintah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Pengendalian Harga Beras yang melibatkan Polri, Kementerian Perdagangan, Bapanas, Bulog, dan pemerintah daerah. Satgas ini bertugas mengawasi distribusi dari produsen hingga pengecer, termasuk di 51 kabupaten yang rawan fluktuasi harga.

“Tim kami turunkan di 51 kabupaten, terutama beras medium di Papua, agar harga tetap stabil. Hal ini memastikan swasembada beras terjaga berkat kerja keras semua pihak,” jelas Amran. Satgas telah mengawasi hingga 5.648 titik di seluruh Indonesia sejak pembentukannya pada 20 Oktober 2025.

Selain pengawasan, pemerintah terus memastikan harga di tingkat petani tetap wajar dan distribusi berjalan lancar. Langkah ini memperkuat fondasi ketahanan pangan nasional serta menegaskan Indonesia sebagai pengendali strategis pasar beras dunia.

Terkini

14 Aplikasi Gratis Belajar Bahasa Inggris 2025

Rabu, 05 November 2025 | 19:59:35 WIB

Cara Membatalkan Pesanan di Zalora, Mudah dan Praktis

Rabu, 05 November 2025 | 19:59:32 WIB

11 Cara Jitu Mengatasi Susah Tidur, Dijamin Ampuh!

Rabu, 05 November 2025 | 19:59:21 WIB